Kamis, 19 Juni 2008

BELAJAR DARI INSTUISI

Saya belajar bisnis secara intuitif, prosesnya pun otodidak dengan memperhatikan kebiasaan dan praktek yang berlaku di sekitar saya. Di rumah, misalnya saya banyak menyimak cara Bapak (H. Nacrawi) dalam mengembangkan usahanya. Kalau di pasar, Bapak jualan kelontong atau kebutuhan rumah tangga.

Bapak mulai dagang setelah bapak kalah dalam pemilihan Kepala Desa, Bapak di kalahkan oleh saudaranya sendiri dari peristiwa tersebut Bapak terpaksa berbisnis.
Cara Bapak mendidik kami memahami dagang tak ubahnya keluarga keturunan Tionghoa. Artinya kalau beliau bekerja di toko, ya saya dan salah satu kakak saya harus ikut kerja. Tidak ada anak yang di istimewakan, semenjak usia Sekolah Menengah Pertama, saya sudah semakin sering membantu Bapak di toko.

Jenis pekerjaan yang saya tangani macam-macam : ikut membantu membuka toko, menjadi kasir, sesekali berperan sebagai pelayanan untuk kebutuhan pelanggan, karena seringnya saya tidur kemalamann karena menjaga toko sampai jam 1 malam, di sekolah terkadang saya sering tidur di lokasi, pernah terjadi pada saat bel sekolah berbunyi, saya masih ketiduran di kelas karena Guru dan teman-teman satu kelas tidak membangunkan saya, meskipun saya sering tidur di kelas, pada saat saya masih sekolah tapi nilai raport saya tidak pernah mengecewakan, karena saya bisa masuk jurusan Fisika sewaktu SMA, saya sangat mengidolakan guru exakta saya Pak Bayu dan Pak Didik, Pak Bayu Guru Fisika dan Pak Didik Guru Matematika. Saya sekolah di SMA 2 Slawi, sekolah yang menjadi kebanggaan saya karena di sekolah tersebut saya bisa kenalan dengan adik kelas saya, yang sekarang jadi Istri saya dan dia adalah anak dari Guru SD saya, di SD 4 Kembangan, Kecamatan Lebaksiu, Tegal.

Yang paling saya ingat, Bapak mengembangkan toko di kampung, karena Bapak punya pengalaman buka toko di Kota, akhirnya toko Bapak di kampung laku keras, Alhamdulillah kehidupan ekonomi Bapak mulai membaik, dari sinilah saya belajar berbisnis.

Dari pelajaran ini, saya bisa memahami bahwa Intuisi dagang mesti memperlihatkan pula perubahan selera masyarakat atau lingkungan tempat kita berbisnis, kita tidak bisa memaksakan apa yang kita mau agar kita diterima oleh orang banyak, kalau ingin berbisnis, harus tahu apa keinginan orang banyak.

Tidak ada komentar: