Selasa, 17 Juni 2008

Beky : Pengusaha Les Privat



Perjalanan Berliku
di Jalur Privat

"Jatuh bangun di usaha biro privat tidak membuat
Beky mundur. Malah sebaliknya, semangatnya
terus terpompa untuk membesarkan usahanya.
Mari kita simak liku-likunya."

Menjadi pengajar privat ? Pertanyaan dengan nada sinis ini sering terlontar dari keluarga Beky, menanggapi profesinya sebagai guru les. Asal tahu saja, pria asal Tegal ini adalah alumnus Universitas Indonesia program Instrumentasi Fisika. Meski sempat dipandang sebelah mata, Beky tak bergeming dengan kecintaannya mengajar.Maklum,sejak kecil Beky bercita-cita jadi dosen seperti pamannya,kebetulan pamannyan mengajar di perguruan tinggi terkenal di jakarta.
Awal pertemuannya dengan dunia les privat terjadi ketika Beky mengenyam pendidikan di bangku kuliah. Dipepet keadaan karena memburuknya keuangan orang tua, memaksa Beky mengajar les privat. “ Waktu itu saya masih kuliah semester tiga dan mengajar tiga murid dari biro privat dengan honor Rp 15.000 per pertemuan,” kenangnya. Uang dari hasil mengajar dipakai untuk membayar kontrakan dan biaya kuliah. Tak disangka, dari tiga orang bertambah menjadi delapan orang pada semester empat. “Karena saya ngajarnya bagus, murid-murid saya bilang ke teman-temannya.” Ujarnya.
Menyadari mencari murid tidak sesulit yang dibayangkan, Kak Beky, panggilan akrabnya mulai lepas dari bayang-bayang biro privatnya. Bahkan ia berencana membuat biro privat sendiri. Maka, digandenglah empat orang teman kuliahnya mendirikan lembaga privat Berdikari. Tak ayal lagi, rumah kontrakan mereka dijadikan markas Berdikari yang berlokasi di Gg. Realita seberang Kampus UI Depok. “Lembaga ini berdiri tahun 1995. Waktu itu mempunyai pengajar sepuluh orang,” tuturnya. Perjalanan Berdikari tidak panjang, karena setahun kemudian lima sekawan tadi sibuk kuliah dan urusannya masing-masing.
Kegagalan tidak membuat Beky menyerah. Setelah Berdikari gulung tikar, ia bersama empat kawannya mendirikan lagi biro privat dengan mengusung nama Excellent UI. Kondisi usaha Excellent UI relatif lebih baik daripada Berdikari. “Kami sudah memasang telepon dan punya komputer,” tutur Beky Namun, lagi-lagi perjalanan usaha tidak berlangsung mulus. Di tengah jalan timbul kecurigaan diantara pengelola akibat tagihan telepon yang membengkak. Akhirnya bubarlah Excellent UI.
Meski menelan pil pahit dua kali, Beky tidak patah arang menggapai manisnya usaha privat. Tahun 1997 ia beirtekad mendirikan biro privat lagi. Kali ini ia mengajak dua orang temannya. Lembaga yang kemudian dikenal SKM UI (Studi Kreativitas Mahasiswa Universitas Indonesia) ini mengambil lokasi di sebuah gang yang letaknya di seberang UI, tak jauh dari lokasi sebelumnya. Namun, belum lama usaha berjalan, kabut tebal menyelimuti SKM UI. Akhirnya dua orang teman Beky mengundurkan diri dan memilih bekerja di perusahaan. “Karena saya sendirian yang mengelola, akhirnya saya cutii kuliah untuk fokus ke usaha. Di samping itu, memang waktu itu saya tidak ada biaya untuk kuliah,” kenang Beky.
Beban operasional SKM UI yang lumayan berat, memaksa Beky pindah ke tempat saudaranya di Cibubur. Jadilah rumah saudara menjadi kantor SKM UI. Namun, keberuntungan nampaknya masih enggan bersahabat dengan Beky. Di rumah ini pun Beky kembali dililit masalah dengan lokasi yang jauh dari tempat beky kuliah. Akhirnya Beky memustuskan hengkang dari rumah saudaranya dan memilih ngontrak di kontrakan tiga petak yang berlokasi di Gg. Material seberang UI, yang merupakan lokasi terdekat dekat kampus.

Beralih Profesi
Situasi sulit yang dihadapi Beky membuatnya bimbang dan putus asa untuk meneruskan usahanya. “ Waktu itu saya sudah lulus kuliah. Jadi sudah harus berpikir gimana caranya dapat uang dan ngirim ke orang tua,” tuturnya. Kebimbingan mengiringi Beky menjadi guru honorer di sebuah SMU negeri di Depok. Namun, perbaikan nasib yang diidamkannya belum juga tergapai. “Ternyata jadi guru honorer sama saja. Gaji saya hanya Rp 40 ribu per bulan,” tuturnya. Untuk mendapat tambahan penghasilan, Beky nyambi jadi Guru di sebuah yayasan. “Kalau di yayasan gajinya lumayan, Rp 240 ribu,” imbuhnya Pendapatan yang jauh dari cukup memaksa Beky mencari tambahan penghasilan untuk menopang hidupnya. Di tengah kesulitan yang menghimpitnya, Tuhan datang memberikan pertolongan. Gaya mengajar Beky yang mudah dipahami, membuat muridnya minta diajar privat olehnya. “Anak-anak yang saya ajar berjumlah 100 orang. Mereka saya kenakan biaya administrasi Ro 30 ribu per orang sebulan,” papar Beky. Namun, keadaan ini tidak berlangsung lama karena kegiatan Beky diketahui kepala sekolah. “Saya akhirnya mengundurkan diri dan fokus ke usaha privat,” tutur Beky.

Back to Private
Bermodalkan satu buah pesawat telepon Beky memulai usaha privat di kontrakannya. Guna mendukung kelancaran usaha ia merekrut seorang karyawan yang menangani administrasi dan telepon masuk. Beky sendiri menangani pemasaran dan penagihan. Tahun pertama (1997) usahanya boleh dibilang lumayan. Murid yang berhasil dijaring masuk sekitar 30 orang dengan mempekerjakan 20 orang pengajar. “Instruktur di SKM UI berasal dari Mahasiswa UI. Saya memilih mereka karena punya kemampuan,” tutur Beky
Mata pelajaran yang diajarkan di lembaga privat ini meliputi bidang eksakta dan sosial dengan anak murid dari SD sampai SMU. Lokasi anak yang diajar privat tersebar di berbagai wilayah. “Biasanya saya menyesuaikan lokasi murid dengan pengajar. Kalau rumahnya murid di Depok, ya saya carikan pengajar yang domisilinya di sekitar Depok,” ungkap Beky.
Pembagian fee untuk pengajar di SKM UI tergolong lumayan besar dibanding dengan lembaga lain. “Saya tidak mengambil jasa banyak ya 70 : 30. Untuk pengajar 70%, 30% untuk SKM UI,” tutur Beky. Prosentase pembagian ini menurutnya banyak dipengaruhi kehidupan pahit yang pernah dialaminya. Namun, setelah membaca buku-buku pemasaran dan mendapat masukan dari beberapa rekannya, prosetase pembagian fee berubah 65 : 35 dan 60 : 40 tergantung track record pengajar.
Menurut Beky, keuntungan yang didapat dari usaha privat lumayan. “Jika murid privat sedikit, paling banter satu bulan keuntungan kami Rp 2,5 juta. Pernah, saking banyaknya murid, SKM UI meraup keuntungan Rp 35 juta satu bulan,” tutur Beky.
Namanya usaha, kadang terang kadang redup. Saat sekolah libur, praktis kegiatan mengajar privat tidak ada. “Biasanya bulan Juni sampai Juli kami tidak ada penghasilan. Untuk menutupi kegiatan operasional kami mengambil dari keuntungan bulan sebelumnya,” tutur Beky. Bulan-bulan tersebut dimanfaatkan Beky untuk menagih uang pembayaran.
Selain masa sepi, seperti usaha kebanyakan pasti punya resiko. Kerugian yang diderita lembaga privat, menurut Beky, biasanya disebabkan pembayaran yang macet. “Klien saya ada yang tidak membayar sampai Rp 4 juta. Tapi ya mau di apaian,” tutur Beky. Hal lain yang menyebabkan kerugian yakni pengajar yang lepas dari biro privat tanpa memberitahu sebelumnya. “Kadang kalau pengajar sudah kenal baik dengan keluarga murid, pembayaran dihandle langsung oleh yang bersangkutan tanpa melalui biro. Praktis lembaga tidak mendapat fee,” ujar Beky.

Strategi
Sampai saat ini, menurut Beky, klien yang menggunakan jasa SKM UI sangat puas. “Bahkan, banyak orang tua murid yang memberi hadiah ke pengajar dan lembaga karena senang melihat kemajuan anaknya,” tutur Beky.
Tidak berlebihan jika anak didik SKM UI berjumlah sekitar 750an orang dengan pengajar yang mencapai 1500 orang. Untuk menjaga kepuasan pelanggan, berbagai strategi pun ditempuh Beky.
Hal yang pertama yang dibenahi yakni masalah administrasi. “Selama ini saya manual melakukan pencatatan. Namun, karena sudah tidak bisa meng-cover, saya membeli komputer empat unit,” tutur Beky. Penggunaan komputer sangat membantu Beky akan database yang rapi dan cepat diakses. Strategi lain yang diterapkan yakni pengajuan proposal ke klien. “Proposal membantu klien yang akan menggunakan jasa kami mengetahui berapa biaya yang harus dianggarkan, dan bagaimana mekanisme kerja kami,” ungkap Beky. Cara ini ditempuh Beky untuk menghindari kemacetan pembayaran.
Untuk pengembangan produk, Beky membuat dua program. Program standar instrukturnya mahasiswa dan programnya plus diajar sarjana. “ Program plus biayanya bisa mencapai dua kali lipat program standar,” tutur Beky. Meski mahal, menurut Beky program plus banyak diminati.
Tidak berhenti sampai di situ, Beky juga melakukan promosi untuk menggenjot angka pemasukan. Promosi yang dilakukannya yakni penyebaran pamflet ke sekolah-sekolah, mengikuti pameran, pemasangan papan nama di jalan, iklan di koran, dan melakukan kemitraan.
Strategi kemitraan yang dijalankan SKM UI lumayan berhasil. “Kemitraan ini mengajak klien kami menjadi pemasar dengan kompensasi sekian persen. Selain itu, kami juga bekerjasama dengan lembaga sekolah dan lembaga lain,” tutur Beky. Namun, menurut Beky, kemitraan dengan lembaga tidak memberikan kontribusi banyak.
Sering dengan bersinarnya usaha, karyawan yang dipekerjakan bertambah menjadi 5 orang satu orang diantaranya berpendidikan SI. Kedepan, untuk mengembangkan usahanya, Beky punya keinginan SKM UI berkantor di Jalan Raya Margonda, Depok. “Prinsipnya lokasi kantor harus dekat dengan kampus UI,” tutur Beky

Mengejar impian
Suatu hari Beky mendengar kabar bahwa di Jl. Margonda sedang di bangun ruko yang tempatnya sangat strategis. Beky pun segera melihat tempat di mana ruko itu di bangun, dalam pandangan Beky, ruko itu sangat strategis untuk dijadikan usaha di bidang Pendidikan yaitu Bimbingan Belajar, sudah lama sekali Beky memimpikan mempunyai kantor di Jl. Margonda. Untuk sementara ini Beky punya kantor Biro Privat di Jl. Gang Matrial, lokasinya dekat Universitas Indonesia, di sinilah Beky berbisnis di Biro Jasa Privat.
Semenjak usaha Biro privatnya cukup maju pesat, Beky berpikir bagaimana Beky bisa punya kantor yang bagus yang letaknya di Jl. Margonda, sebenarnya Beky ada dana untuk membeli ruko dengan cara mencicil di Bank, tapi setelah Beky berdiskusi sama Istri tercintanya Beky tidak didukung untuk membeli ruko, menurut Istri nya lebih baik beli rumah dulu, karena kontrakan yang ditempati Beky dan Istri sering ada masalah. Dari hasil tabungan dan keuntungan bisnis Biro Jasa Privat Beky akhirnya dengan terpaksa membeli rumah di daerah Citayem di Perumahan Permata Depok.
Keinginan Beky untuk mempunyai ruko di daerah Jl. Margonda tetap menggebu-gebu. Hambatan pertama saat memulai usaha Bimbel tersebut langsung menghadang, Beky tidak cukup punya modal, karena tabungannya telah terkuras habis karena dananya digunakan untuk membeli rumah. Namun Beky tidak menyerah begitu saja. Beky pun mencari jalan keluar dengan mengajak staf-staf pengajar yg sudah pengalaman dan salah satu pegawai di SKM-UI untuk bergabung dalam merintis suatu Bimbel yang sudah diimpikan cukup lama. Setelah mendapatkan orang-orangnya, Beky pun mulai melakukan persiapan tehknis. Segera berbenah dan menyiapkan segala sesuatuanya. Proposalnya pun di layangkan ke berbagai orang tua murid yang Beky kenal cukup baik, mungkin sekitar ada 10 proposal yang Beky buat. Sebenarnya Beky tidak bisa buat proposal, karena Beky terbiasa apa-apa menyuruh sama staf-stafnya, tapi Beky menggunakan Ilmu yang di dapat dari pengalaman ikut seminar yaitu untuk mengembangkan suatu bisnis Beky sealalu memanfaatkan faktor leverage sebagai daya ungkit atau faktor kali. Beky berfikir bagaimana menggunakan dan memaksimalkan daya ungkit tersebut agar kinerja bisnisnya lebih efisien namun memberikan hasil yang optimal. Beky mencatat ada beberapa jenis leverage yang bisa digunakan antara lain :

1. Other People’s Money (Uang Orang lain). Dalam beberapa bidang, kita sangat terbantu dengan OPM ini bagaimana tidak, kalau kita seorang pengusaha, untuk mengembangkan bisnis (buka cabang, membeli kios atau ruko, dan lainnya) kita akan sangat terbantu oleh perbankan atau investor.

2. Other People’s Experience (Pengalaman Orang Lain). Dalam menjalankan bisnis, akan jauh lebih cepat akselerasinya apabila kita belajar kepada orang lain yang sudah terbukti sukses di bidang tersebut. Mungkin tidak harus belajar atau ketemu langsung, kita bisa dengan belajar melalui buku-buku atau sharing pengalamannya. Hal ini akan sangat menghemat waktu, dibandingkan jika harus trial and eror sendiri.

3. Other People’s Time (Waktu Orang Lain). Tidak mungkin semua proses bisnis akan kita tangani sendiri. Tim sangatlah penting, karena ternyata masih banyak orang yang profesional di bidangnya yang siap “menjual” waktu, skill, dan pengetahuannya untuk membantu mendongkrak bisnis kita;
4. Other People’s Ideal (Ide Orang Lain). Peluang dan ide bisa di dapat dari mana saja, tapi tahapan selanjutnya adalah seberapa cepat ide tersebut dapat dieksekusi menjadi sebuah bisnis yang menguntungkan;

5. Information Technology. Dunia terus bergerak sangat cepat. Bagaimana kita memanfaatkan kecanggihan alat-alat modern seperti ini? Saat ini kita sangat bergantung pada produk IT ini, mulai dari kalkulator, komputer dan software-nya, e-mail. Internet, SMS gateway dan sebagainya. Kita bisa memaksimalkan tekhnologi ini untuk me-leverage bisnis kita, karena dunia telah memasuki era baru. The World is Flat & Borderless
.
6. Media. Media bisa menjadi sarana yang paling cepat dan instan untuk mendongkrak bisnis kita. Baik itu media cetak, elektronik, Internet, atau media lainnya. Sudah banyak bukti yang menunjukkan betapa sebuah bisnis bisa langsung melejit, begitu diekspos oleh media massa. Yang terpenting dalam hal ini adalah siapa yang kenal kita, bukan kita kenal siapa.

Setiap jenis bisnis tentu memiliki faktor kali atau leverage yang berbeda. Yang jelas setiap bisnis pasti ada faktor pengungkitnya. Pertanyaannya adalah sudahkah kita menemukan dan memaksimalkan faktor kali tersebut dalam bisnis kita?, ungkap Beky.

Sebenarnya Beky tidak bisa membuat proposal, tapi Beky menggunakan cara POL ( pengalaman orang lain) . Jadi yang membuat proposalnya adalah Mahdi. Mahdi salah satu staf pengajar di kantor biro jasa Privat Beky, dari pengalamannya Pak Mahdi cukup bagus, karena Mahdi pernah menjadi kepala Cabang Bimbel di Maestro dan Primagama. Dari 10 proposal yang Beky berikan sama orang tua murid, ada 3 proposal yang di respon cukup baik.Ada salah satu Istri pengusaha di daerah Pondok Indah,cukup tertarik dengan proposal yang kami tawarkan. Setelah Beky dan teman-teman melakukan persentasi di hadapan pengusaha tadi,kelihatanya calon investor sangat tertarik,investor menjanjikan 2 minggu katanya akan di pertimbangkan dgn suaminya, setelah menunggu hampir 2 minggu, Beky dapat informasi kalau profosalnya di tolak,katanya tidak di setujui sama suaminya,tapi beky tetap berjiwa besar dan berpikir positif, yang pasti semua itu merupakan pengalaman yang sangat seru dan berharga bagi saya, ungkap Beky.

Walaupun sudah pernah di tolak proposalnya oleh salah satu orang tua murid, Beky tidak pernah berputus asa, Beky selalu berfikir positif, meskipun Beky mengalami kegagalan menghadapi kesulitan, terkadang menemui jalan buntu Beky tetap berupaya untuk terus mencapai tujuan-tujuan positifnya. Secara berproses, Beky memilih keputusan untuk maju, karena Beky menghindari keputusan melangkah untuk berhenti atau mundur untuk mendapatkan ruko di Jl. Margonda.

Suatu hari Beky di telpon oleh salah satu orang tua murid yang tinggalnya di Bintaro, Beky sangat kaget dan gembira, mudah-mudahan inilah salah satu investor yang bisa bekerja sama untuk membeli ruko yang diidamkan oleh Beky. Esok harinya Beky dan teman-teman rekannya ketemu di rumah calon investorny. Beky sangat senang, karena setelah Beky persentasi calon investornya sangat tertarik dan berminat untuk menjalin kerja sama untuk membeli ruko tersebut. Seminggu kemudian Beky dan calon investornya survai tempat ruko yg mau di beli,setelah investor survay tempat,investor langsung tertarik,dan beky langsung mempertemukan,investor dengan bagian marketing, pada saat ketemu dengan bagian marketing Beky disuruh untuk membayar tanda jadi pembelian ruko sejumlah Rp 5.000.000. Sebenarnya bagian marketing meminta DP sejumlah Rp.300.000.000,,beky langsung melakukan penawaran,beky janji 3 minggu sisa pembayaran akan di lunasi,beky mengharafkan ivestor secepatnya mengusahakan dana yg akan di bayarkan.

Dua minggu kemudian Beky dapat kabar bahwa dana dari investor belum bisa dicairkan dalam waktu dekat sedangkan Beky sudah dikasih Deadline dalam seminggu Beky harus melunasi sisa darii pembayaran pembelian ruko, walaupun Beky dan investor sudah mempersiapkan dengan baik, tidak semuanya berjalan mulus, kendala yang muncul selalu ada, masalah datang silih berganti. Namun, Beky tidak mau terlalu fokus pada masalah yang timbul. Beky memilih untuk fokus dan teguh pada impiannya, berkat kesungguhannya, ada salah satu orang tua murid Beky yang mau membantu, namanya Ibu Dety Hilmi Panigoro (Istri dari Pak Hilmi Panigoro CEO Medco) Beky sangat berterimah kasih sekali dengan Ichan H.P (Putra pertama Hilmi Panigoro)yang melobi orang tuanya supaya profosal yg ditawarkan sama beky bisa di terima,alhamdulilah berkat pertolongan murid sy dan presentasi Beky dan rekan yg sangat bagus,akhirnya profosal diterima oleh Pak Hilmi.Sekedar informasi saja bahwa Muhammad Ikhsan Hilmi Panigoro,yang biasa di panggil ican adalah murid Beky yang sudah hampir 7 tahun dibimbing sama Beky, Beky sebenarnya sudah lama mengajar di keluarga besar Panigoro, awal mengajar besar keluarga Panigoro, Beky tidak tahu bahwa keluarga Panigoro adalah keluarga Pengusaha terkenal di Indonesia. Berkat kesabaran dan tanggung jawab Beky dalam mengajar alhamdulilah hasilnya sangat memuaskan dan tidak mengecewakan, beky juga sangat senang sekali bisa mengajar di keluarga Pak Hilmi Panigoro,karena keluarga ini sangat harmonis dan ramah sekali terhadap semua orang tanpa kecuali,akhirnya Beky mengajar adik-adiknya Ican,adiknya Ichan semuanya baik-baik,yg paling lucu adalah adiknya ican yg paling kecil,kadang kalau belajar sering minta di pangku,Beky sangat senang sekali kalau mengajar mereka bertiga,Beky berusaha memberikan yg terbaik buat mereka,Beky kalau mengajar mereka tidak pernah ingat waktu, sampai-sampai Beky sering menginap dirumah muridnya, begitu dekat hubungan Beky dengan Ichan, karena Beky menganggap Ichan sebagai adik sendiri, suka duka Beky dengan Ichan selalu berbagi. Beky selalu memotivasi Ican supaya Ican bisa bangkit dan maju untuk mempersiapkan tantangan hidup masa depan Ican, Alhamdulillah Ichan sekarang sedang melanjutkan pendidikan di luar Negeri. Beky merasa bangga punya murid seperti Ichan, karena Ichan murid yang tidak sombong,baik anaknya,sederhana dan sangat dermawan. Inilah hasil didikan dari Ibu Deti H.P,selaku orang tua Ican. Beky sangat berterima kasih, berkat bantuan Ibu Dety H.P akhirnya ruko tersebut didapatkan, seringkali Beky memperoleh kemudahan yang muncul dengan tiba-tiba.
Singkat cerita bimbingan belajarnya yang diimpikan Beky terwujud, bimbingan belajarnya di beri nama Bimbingan MASTER 21 . Keputusan Beky untuk membuka Bimbel MASTER 21 di Jl. Margonda Raya No. 514F Depok ini, tentu dengan pertimbangan yang mendalam. Kawasan Margonda merupakan daerah yang strategis,dekat kampus Universitas dan sekolah ternama di sekitarnya, banyak mahasiswa dan pelajar yang bermukim di Depok sehingga potensi pasar di daerah ini sangat luar biasa.
Bersama lima rekannya dan karyawannya, Beky siap menerima calon murid pertama datang., perasaan waktu itu campur aduk jadi satu, namun semua itu berhasil diatasinya, dengan pelayanan yang ramah dan menyenangkan.Buka pertama kali Kantor Bimbel Master 21 murid yang mendaftar sekitar 26 siswa, jumlah yang sangat funtastic. Kesibukannya yang bertambah setelah mempunyai usaha Bimbel MASTER 21, akhirnya Bimbel SKM-UI Privatnya di serahkan kepada adik iparnya, yang sudah ikut bekerja di kantor Beky sekitar 6 tahun. Jika sebelumnya jam istirahat dibuat santai, kini digunakan untuk memantau perkembangan Bimbel MASTER 21, dan malamnya Beky memantau Bimbel SKM-UI Privat, terkadang Beky tidak enak pulang malam, karena sering bekerja larut malam, Beky merasa kasihan sama supir pribadinya, yang selalu setia menunggu Beky bekerja.
Selain sibuk menelpon, waktu istirahatnya juga sering dimanfaatkan untuk membuat rencana pengembangan bisnis dan laporan, begitu ada waktu luang, dia langsung memanfaatkannya untuk melakukan berbagai aktivitas yang menunjang kemajuan Bimbelnya mulai bikin strategi hdan draft new letter untuk promosi. Seiring berjalannya waktu, euforia mulai bisnis sendiri mulai hilang kualitas masalah yang di hadapi juga terus meningkat mengikutinya pertumbuhan bisnisnya. Beky tidak lagi terlalu dipusingkan oleh berbagai masalah teknis sehari-hari. Beky mulai berlatih membuat prioritas. Beky mulai memusatkan perhatiannya pada masalah karyawan, kepuasan siswa, peningkatan kualitas guru dan sebagainya. Hal ini membuat cara Beky berpikir jauh lebih maju.
Beky juga selalu memikirkan nasib para karyawannya, bagaimanapun karyawan adalah bersama bagian kaluarganya bersamanya bisnis seperti inilah yang paling menantang sekaligus paling menyentuh sisi kemanusiannya, hubungannya baik yang di bangunnya tidak sekedar hubungan antara bos dan karyawan, namun lebih kepada hubungan sesama manusia sebagai seorang pribadi yang unik. Sebagai pemimpin Beky berusaha memberi contoh yang baik bagi karyawannya.
Para pengelolah dan, Beky menyadari cara Beky berinteriaksi akan mempengaruhi bagaimana para karyawan bersikap dengan para siswa. Apalagi membina hubungan dengan para siswa dan orang tua siswa, sangat mempengaruhi kelangsungan bisnis ini. Para siswa dan orang tua siswa adalah urat nadi dalam setiap bisnis, terutama dalam bisnis jasa seperti bimbel. Perlahan pasti, Beky mulai membangun sistem yang lebih baik. Sistem bimbel yang sangat berbeda dengan bimbel lain.
Berkat pembelajaran yang tiada henti, sistem yang dibangunnya sudah mulai berjalan dengan baik. Semua pekerjaan sudah di delegasikan kepada Tim manajer dan para karyawan. Dengan begitu Beky bisa lebih konsentrasi untuk memikirkan hal-hal yang bersifat strategis. Dengan terus belajar dan berbagai pengalaman, buku, seminar, sharing dan bergaul dengan orang-orang sukses, kemampuan bisnis Beky semakin terasah, Beky mempunyai beberapa unit usaha,yaitu, CV SKM-UI Privat, PT.Pendidikan Master 21, CV. Multi jasa, Rent Car, Peternakan. Perkembangan Bimbel Master 21 di Depok yang sangat bagus, membuat Beky berfikir untuk mengembangkan bimbelnya, sebenarnya Bimbel Master 21, sudah punya cabang di Mayestik, bukanya hampir bersamaan dengan Master 21 di Depok, untuk di Cabang Mayestik pemiliknya adalah Ibu Eva Lamora, salah satu murid privatnya SKM-UI milik Beky. Lokasi Bimbel Master 21 di Mayestik persis di Jl. Leuser , selain strategis karena dekat dengan lingkungan pendidikan, tempatnya juga bersih dan nyaman bagi siswa.
Menghadapi persaingan dalam bisnis bimbel ini, Beky mengaku cukup percaya diri dan optimis, Beky yakin bahwa setiap orang mempunyai rezeki masing-masing. Yang penting baginya, selain memberikan pelayanan yang istimewa. Beky menyadari apa yang Beky lakukan,tidak cuma akan mempengaruhi keadaan sendiri, tapi juga mempengaruhi banyak orang. Beky menyadari bahwa Beky akan mendapatkan karyawan partner bisnis, dan Customer yang baik jika Beky juga mampu melakuakan sikap yang baik. Untuk itulah Beky selalu meningkatkan kualitas diri.
Dalam berbisnis Beky belajar bersabar dan ikhlas sering sekali segala sesuatu berjalan tidak sesuai dengan harapan, bahkan jauh dari harapan justru di situlah Beky belajar berbagai hal. “Di saat kita tidak mendapatkan apa yang kita inginkan, kadang justru kita mendapatkan sebuah pembelajaran yang luar biasa” kata Beky.
Beky mengajak para tim pengelolah dan para karyawannya untuk mempunyai mimpi yang besar, karena mimpi yang kuat dan dipadukan dengan pengetahuan dan skill yang tinggi akan menghasilkan kebiasaan yang bagus yang mengantarkan sebuah kesuksesan.
Beky bangga menjadi seorang pengusaha. Ternyata uang hanya salah satu resiko yang Beky dapatkan dalam berbisnis, yang Beky cari adalah perubahan diri dan pelajaran hidup yang didapatkannya. Beky bersyukur bisa memberikan manfaat banyak orang dan menjadi saluran rezeki bagi orang lain.

3 komentar:

kalista smu 70 mengatakan...

kak beky.....,salut banget perjalanan kak beky

Muhammad Hidayat,CH mengatakan...

Sungguh besar perjuangan mas Beky...salam kenal saya Muhammad Hidayat yang saat ini bekerja sebagai Konsultan Manajemen dan Tentor di Bimbel...Insya allah dalam waktu dekat ini, saya ingin membuka jasa pelayanan guru privat...salam kenal yach mas....saya sangat ingin sharing2 dengan mas Beky....blognya akan saya link di blog saya

Anonim mengatakan...

Perjuangan yang luar biasa! Salut atas komitmen Mas Beky yang begitu kuat!

Maju terus untuk Indonesia dan semesta.

Salam,
angger